Penalaran induktif adalah proses
berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut induksi.
Penalaran induktif dapat berbentuk
generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat.
Generalisasi adalah proses berpikir
berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat
tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Analogi merupakan cara menarik
kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang
bersamaan.
Hubungan sebab akibat ialah hubungan
ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab
akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat.
Contohnya dalam menggunakan
preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang
pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Untuk membedakan preposisi umum
seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat
berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan
paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan
pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran
atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif
dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum
untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran
induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan
informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuktian_melalui_deduksi
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuktian_melalui_induksi
http://aristobe74.blogspot.com/2010/02/silogisme-kategorial.html
0 komentar:
Posting Komentar