Metode ilmiah atau proses
ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara
sistematis berdasarkan bukti fisis. Dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam, para ilmuwan melakukan observasi serta melakukan hipotesis. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode ilmiah, didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, diantaranya:
Metode ilmiah, didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, diantaranya:
Rasional: sesuatu yg masuk
akal dan terjangkau oleh penalaran manusia
Empiris: menggunakan cara2 yg dapat
diamati oleh panca indera
Sistematis: menggunakan proses dan langkah2
logis
Sifat
metode ilmiah:
Efisien dalam penggunaan sda
Terbuka (dapat dipakai siapa saja)
Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan)
Pola pikir
metode ilmiah terbagi atas:
Deduktif,
pengambilan dari kasus yg bersifat umum menjadi kasus bersifat khusus Induktif,
pengambilan kasus dari yang bersifat khusus menjadi bersifat umum
1. Observasi Awal
2. Mengidentifikasi Masalah
3. Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
4. Melakukan Eksperimen
5. Menyimpulkan Hasil Eksperimen
6. Membuat laporan
Observasi awal:
Setelah topik yang akan diteliti
dalam metode ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan metode ilmiah
adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu
yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu
pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview,
dll.
Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
Mengidentifikasi masalah:
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
Merumuskan atau menyatakan hipotesis:
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
Melakukan Eksperimen:
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap.
Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
Menyimpulkan hasil eksperimen:
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika
hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
Jangan ubah hipotesis
Jangan abaikan hasil eksperimen
Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
Jangan ubah hipotesis
Jangan abaikan hasil eksperimen
Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah,
maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.
6.1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan
dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.
Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal, kira-kira,
legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
6.2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari
pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan
bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
6.3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus
digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta
pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung
tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja.
Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang
tajam.
6.4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan
menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta
memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang
ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan
yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
6.5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif.
Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani.
Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan
pikiran yang waras.
6.6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,
kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran
seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu
digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal,
sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan
menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating
0 komentar:
Posting Komentar