Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan
faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh.
Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh
dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang
dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan berbagai cara sbb :
1.
Teknik observasi
Teknik
observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan
pengamatan secara langsung di lapangan. Pengamatat disebut observer yang
diamati disebut observe.
Kriteria
pengamatan sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian adalah sbb :
a. Pengamatan
termasuk kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data yang direncanakan.
b. Pengamatan
dilakukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.
c. Pengamatan
dilakukan dengan pencatatan yang cermat.
d. Pengamatan
mengumpulkan data yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Macam-macam
teknik observasi meliputi hal-hal berikut :
a. Teknik
observasi partisipasi
Bila
observer terlibat di dalamnya bersama dengan observe untuk beberapa waktu.
b. Teknik
observasi nonpartisipasi.
Bila
observer tidak terlibat di dalamnya.
c. Teknik
pengamatan berstruktur.
Bila
observer sudah mengetahui aspek/gejala yang akan diamati.
d. Teknik
pengamatan tidak berstruktur.
Bila
observer belum mengetahui aspek/gejala yang akan diamati,tetapi hanya mencatat
gejala yang terjadi pada objek yang diamati.
Kebaikan
teknik observasi adalah :
a. Murah
dan mudah dilaksanakan.
b. Dapat
dilakukan secara serempak dengan observer lebih dari satu.
c. Observer
yang sibuk biasanya tidak keberatan untuk diamati.
Kelemahan
teknik observasi adalah :
a. Banyak
peristiwa psikis yang tidak dapat diamati, misalnya cinta, simpatik,
harapan,dll.
b. Observee
dapat sengaja memberikan kesan yang menyenangkan atau sebaliknya.
c. Observasi
banyak dipengaruhi oleh factor-faktor yang tidak dapat diamati.
2.
Teknik wawancara / interview
Teknik
wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Orang yang mewawancarai disebut interviewe r dan orang yang
diwawancarai disebut interviewee .
Perbedaan
wawancara dengan percakapan sehari-hari,yaitu :
a. Biasanya
antara pewawancara dengan yang diwawancarai belum salaing mengenal.
b. Pewawancara
adalah pihak yang selalu mengajukan pertanyaan.
c. Urutan
yang ditanyakan sudah ditentukan.
Sikap
pewawancara adalah sbb :
a. Netral.
b. Adil.
c. Ramah.
d. Hindari
ketegangan.
Pedoman
wawancara meliputi hal-hal berikut :
a. Berstruktur
: pedoman wawancara disusun secara terinci.
b. Tidak
berstruktur : pedoman wawancara hanya memuat garis besar.
Langkah-langkah
pelaksanaan wawancara meliputi hal-hal sbb :
a. Membuat
pedoman wawancara.
b. Menetapkan
sampel bila memakai sampel.
c. Latihan
wawancara.
d. Mulai
wawancara yang sebenarnya.
Kebaikan teknik wawancara adalah sbb :
a. Dapat
mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.
b. Hasil
kesimpulan lebih teliti.
c. Bila
daftar pertanyaan uniform (seragam) dapat dilakukan oleh petugas.
Kelemahan
teknik wawancara adalah sbb:
a. Mudah
terpengaruh oleh situasi sekitar.
b. Kurang
efisiensi waktu, biaya, dan tenaga.
c. Pelaksanaannya
kaku.
3.
Teknik angket ( kuesioner )
Teknik
angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh responden.
Jenis –
jenis angket menurut cara penyampaiannya meliputi hal – hal berikut :
a. Angket
langsung : informasi tentang dirinya sendiri.
b. Angket
tidak langsung : informasi tentang orang lain.
Perbedaan
wawancara dengan percakapan sehari – hari meliputi hal – hal berikut :
a. Pertanyaan
tertutup : alternatif
jawaban sudah disediakan, responden tinggal memilih.
b. Pertanyaan
terbuka :
alternatif jawaban tidak disediakan, responden bebas memberikan jawaban.
Langkah
penyusunan angket meliputi hal – hal berikut :
a. Menentukan
variabel yang akan dipergunakan.
b. Menentukan
variabel yang dibutuhkan setiap variabel.
c. Menentukan
jawaban yang dibutuhkan setiap variable.
d. Menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan.
Kebaikan teknik angket adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi
waktu, biaya, dan tenaga.
b. Hasil
dapat segera diumumkan.
c. Dapat
menjangkau daerah yang luas dan jumlah populasi yang banyak.
Kelemahan teknik angket adalah sebagai berikut :
a. Banyak
unsur pribadi yang tidak terungkap.
b. Sulit
menyusun item yang tepat.
c. Jawaban
bisa subjektif.
4.
Teknik kepustakaan / studi pustaka
Teknik kepustakaan
adalah teknik pengumpulan data dengan melalui telaah/ studi dari berbagai
laporan penelitian dan buku literature yang relevan.
Faktor
– faktor yang harus diperhatikan meliputi hal – hal berikut :
a. Diperlukan
sebanyak mungkin pustaka yang relevan.
b. Harus
tetap berpegang pada kerangka penelitian.
c. Diperhatikan
keserasian tujuan penelitian dengan pustaka yang digunakan.
d. Diperlukan
sumber pustaka dan penulis pustaka tersebut.
Keuntunganny
a yaitu tidak menghabiskan banyak biaya dan waktu.
Kelemahannya
yaitu kurangnya tingkat kedalaman masalah yang dianalisis dan kurangnya
ketergantungan hasil penelitian terhadap pustaka yang digunakan.
5.
Teknik analisis isi media massa
Teknik
analisis isi media massa adalah teknik pengumpulan data dengan cara
menganalisis isi media massa. Media massa dijadikan sumber untuk pengumpulan
data, misalnya radio, televisi, Koran, majalah, dan buletin.
Berita
yang dapat dijadikan data adalah sbb :
a. Berita
yang objektif / apa adanya.
b. Tidak
memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data.
c. Mengandung
wawasan ilmiah.
d. Beritanya
actual.
Cara
mengumpulkan data adalah sbb :
a. Apabila
data bersumber dari radio atau televise biasanya direkam dengan kaset, ditulis isi
beritanya ditulis kapan berita itu disiarkan, dan ditulis nama sumber berita
itu.
b. Apabila
data bersumber dari surat kabar, majalah, dan bulletin dibuat kliping yang
lengkap, ditulis nama sumber berita, dan tanggal pemberitaan serta dibuat
pengelompokkan kliping sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan.
Kelebihannya adalah sebagai berikut :
a. Ruang
lingkup luas.
b. Dapat
diperoleh data sebanyak – banyaknya sesuai dengan keinginan.
c. Tidak
hanya memuat data tentang fakta, tetap[I juga opini dan interpretasi.
Kelemahannya
adalah sebagai berikut :
Pengungkapan
fakta yang kurang teliti karena singkatnya waktu dan keterbatasan
menyelami peristiwa.
6.
Teknik test
Untuk
pengumpulan data dapat juga dengan cara test.
Test adalah
serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Ada dua
macam test, yaitu :
a. Test
buatan perorangan ( missal buatan guru ) yang belum melalui uji coba berkali –
kali sehingga belum teruji kebaikannya.
b. Test
standard yaitu tes yang dibuat oleh para ahli yang telah diujicobakan dan cukup
baik,misalnya test IQ.
Pedoman
pelaksanaan test meliputi hal – hal sbb :
a. Harus
ada panduan yang jelas tentang cara mengisi test.
b. Tersedianya
waktu yang memadai.
c. Pada
waktu pelaksanaan test situasi lingkungan harus mendukung, tenang, aman, dan
terang.
d. Test
diberikan lebih dari satu orang sebagai bahan pembanding.
e. Mempunyai
ijin dari lembaga / instansi tempat pelaksanaan test
Jenis Data
Aktivitas penelitian tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan
bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek
penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
kepentingan memecahkan masalah atau menjawab perta- nyaan penelitian. Data
penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang dikumpulkan
dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan pene- litian berlangsung.
A. Data Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis
yaitu data primer dan data sekunder.
- Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
- Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan
dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.
B. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data
kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan
berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum.
Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal,
data interval dan data rasio.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang
telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data
kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai
dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara
untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk
yaitu sebagai berikut:
- Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh data diskrit misalnya:
1) Jumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan
XXX sebanyak 20.
2) Jumlah siswa laki-laki di SD YYY sebanyak
67 orang.
3) Jumlah penduduk di Kabupaten ZZZ sebanyak
246.867 orang.
Karena diperoleh dengan cara membilang, data diskrit akan berbentuk bilangan
bulat (bukan bilangan pecahan).
- Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan. Contoh data kontinum misalnya:
1) Tinggi badan Budi adalah 150,5 centimeter.
2) IQ Budi adalah 120.
3) Suhu udara di ruang kelas 24o
Celcius.
Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat
dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
- Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu. Perbedaan kategori obyek hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Walaupun data nominal dapat dinyatakan dalam bentuk angka, namun angka tersebut tidak memiliki urutan atau makna matematis sehingga tidak dapat dibandingkan. Logika perbandingan “>” dan “<” tidak dapat digunakan untuk menganalisis data nominal. Operasi matematika seperti penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), atau pembagian (:) juga tidak dapat diterapkan dalam analisis data nominal. Contoh data nominal antara lain:
- Jenis kelamin yang terdiri dari dua kategori yaitu:
(1) Laki-laki
(2) Perempuan
Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan
simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin. Angka-angka tersebut
tidak memiliki makna kuantitatif, artinya angka (2) pada data di atas tidak
berarti lebih besar dari angka (1), karena laki-laki tidak memiliki makna lebih
besar dari perempuan. Terhadap kedua data (angka) tersebut tidak dapat
dilakukan operasi matematika (+, -, x, : ). Misalnya (1) = laki-laki, (2) =
perempuan, maka (1) + (2) ≠ (3), karena tidak ada kategori (3) yang merupakan
hasil penjumlahan (1) dan (2).
- Status pernikahan yang terdiri dari tiga kategori yaitu: (1) Belum menikah, (2) Menikah, (3) Janda/ Duda. Data tersebut memiliki sifat-sifat yang sama dengan data tentang jenis kelamin.
- Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya. Setiap data ordinal memiliki tingkatan tertentu yang dapat diurutkan mulai dari yang terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Namun demikian, jarak atau rentang antar jenjang yang tidak harus sama. Dibandingkan dengan data nominal, data ordinal memiliki sifat berbeda dalam hal urutan. Terhadap data ordinal berlaku perbandingan dengan menggunakan fungsi pembeda yaitu “>” dan “<”. Walaupun data ordinal dapat disusun dalam suatu urutan, namun belum dapat dilakukan operasi matematika ( +, – , x , : ). Contoh jenis data ordinal antara lain:
- Tingkat pendidikan yang disusun dalam urutan sebagai berikut:
(1) Taman Kanak-kanak (TK)
(2) Sekolah Dasar (SD)
(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)
(5) Diploma
(6) Sarjana
Analisis terhadap urutan data di atas menunjukkan bahwa SD memiliki
tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan TK dan lebih rendah dibandingkan
dengan SMP. Namun demikian, data tersebut tidak dapat dijumlahkan, misalnya SD
(2) + SMP (3) ≠ (5) Diploma. Dalam hal ini, operasi matematika ( + , – ,
x, : ) tidak berlaku untuk data ordinal.
- Peringkat (ranking) siswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah. Siswa pada peringkat (1) memiliki prestasi belajar lebih tinggi dari pada siswa peringkat (2).
- Data Interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal. Kelebihan sifat data interval dibandingkan dengan data ordinal adalah memiliki sifat kesamaan jarak (equality interval) atau memiliki rentang yang sama antara data yang telah diurutkan. Karena kesamaan jarak tersebut, terhadap data interval dapat dilakukan operasi matematika penjumlahan dan pengurangan ( +, – ). Namun demikian masih terdapat satu sifat yang belum dimiliki yaitu tidak adanya angka Nol mutlak pada data interval. Berikut dikemukakan tiga contoh data interval, antara lain:
1) Hasil pengukuran suhu (temperatur) menggunakan termometer yang
dinyatakan dalam ukuran derajat. Rentang temperatur antara 00
Celcius sampai 10 Celcius memiliki jarak yang sama dengan 10
Celcius sampai 20 Celcius. Oleh karena itu berlaku operasi
matematik ( +, – ), misalnya 150 Celcius + 150 Celcius =
300 Celcius. Namun demikian tidak dapat dinyatakan bahwa benda yang
bersuhu 150 Celcius memiliki ukuran panas separuhnya dari benda yang
bersuhu 300 Celcius. Demikian juga, tidak dapat dikatakan bahwa
benda dengan suhu 00 Celcius tidak memiliki suhu sama sekali. Angka
00 Celcius memiliki sifat relatif (tidak mutlak). Artinya, jika
diukur dengan menggunakan Termometer Fahrenheit diperoleh 00 Celcius
= 320 Fahrenheit.
2) Kecerdasaran intelektual yang dinyatakan dalam IQ. Rentang IQ 100
sampai 110 memiliki jarak yang sama dengan 110 sampai 120. Namun
demikian tidak dapat dinyatakan orang yang memiliki IQ 150 tingkat
kecerdasannya 1,5 kali dari urang yang memiliki IQ 100.
3) Didasari oleh asumsi yang kuat, skor tes prestasi belajar (misalnya
IPK mahasiswa dan hasil ujian siswa) dapat dikatakan sebagai data interval.
4) Dalam banyak kegiatan penelitian, data skor yang diperoleh melalui
kuesioner (misalnya skala sikap atau intensitas perilaku) sering dinyatakan
sebagai data interval setelah alternatif jawabannya diberi skor yang ekuivalen
(setara) dengan skala interval, misalnya:
Skor (5) untuk jawaban “Sangat Setuju”
Skor (4) untuk jawaban “Setuju”
Skor (3) untuk jawaban “Tidak Punya Pendapat”
Skor (2) untuk jawaban “Tidak Setuju”
Skor (1) untuk jawaban “Sangat Tidak Setuju”
Dalam pengolahannya, skor jawaban kuesioner diasumsikan memiliki sifat-sifat
yang sama dengan data interval.
- Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval. Data rasio adalah data yang berbentuk angka dalam arti yang sesungguhnya karena dilengkapi dengan titik Nol absolut (mutlak) sehingga dapat diterapkannya semua bentuk operasi matematik ( + , – , x, : ). Sifat-sifat yang membedakan antara data rasio dengan jenis data lainnya (nominal, ordinal, dan interval) dapat dilihat dengan memperhatikan contoh berikut:
1) Panjang suatu benda yang dinyatakan dalam
ukuran meter adalah data rasio. Benda yang panjangnya 1 meter berbeda secara
nyata dengan benda yang panjangnya 2 meter sehingga dapat dibuat kategori benda
yang berukuran 1 meter dan 2 meter (sifat data nominal). Ukuran panjang benda
dapat diurutkan mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek (sifat data
ordinal). Perbedaan antara benda yang panjangnya 1 meter dengan 2 meter
memiliki jarak yang sama dengan perbedaan antara benda yang panjangnya 2 meter
dengan 3 (sifat data interval). Kelebihan sifat yang dimiliki data rasio
ditunjukkan oleh dua hal yaitu: (1) Angka 0 meter menunjukkan nilai mutlak yang
artinya tidak ada benda yang diukur; serta (2) Benda yang panjangnya 2 meter, 2
kali lebih panjang dibandingkan dengan benda yang panjangnya 1 meter yang
menunjukkan berlakunya semua operasi matematik. Kedua hal tersebut tidak
berlaku untuk jenis data nominal, data ordinal, ataupun data interval.
2) Data hasil pengukuran berat suatu benda
yang dinyatakan dalam gram memiliki semua sifat-sifat sebagai data interval.
Benda yang beratnya 1 kg. berbeda secara nyata dengan benda yang beratnya 2 kg.
Ukuran berat benda dapat diurutkan mulai dari yang terberat sampai yang
terringan. Perbedaan antara benda yang beratnya 1 kg. dengan 2 kg memiliki
rentang berat yang sama dengan perbedaan antara benda yang beratnya 2 kg.
dengan 3 kg. Angka 0 kg. menunjukkan tidak ada benda (berat) yang diukur. Benda
yang beratnya 2 kg., 2 kali lebih berat dibandingkan dengan benda yang beratnya
1 kg..
Pemahaman peneliti terhadap jenis-jenis data penelitian tersebut di atas
bermanfaat untuk menentukan teknik analisis data yang akan digunakan. Terdapat
sejumlah teknik analisis data yang harus dipilih oleh peneliti berdasarkan
jenis datanya. Teknik analisis data kualitatif akan berbeda dengan teknik
analisis data kuantitatif. Karena memiliki sifat yang berbeda, maka teknik
analisis data nominal akan berbeda dengan teknik analisis data ordinal, data
interval, dan data rasio.
Jenis Variabel
Dalam
terminologi Metodologik, dikenal
beberapa macam variabel
penelitian.
Berdasarkan HUBUNGAN ANTARA SATU
VARIABLE
DENGAN VARIABLE
YANG LAIN, maka macam – macam
variabel dalam
penelitian dapat dibedakan menjadi :
Variabel Independen
Variable ini
sering disebut seba gai Variabel
Stimulus, Pred ictor,
Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlaku an, Kausa,
Treatment, Ri siko ,
atau Variable Bebas .
Variabel Dependen
Sering disebut sebagai Va riabel Out Put, Kriteria, Ko nsekuen,
Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel
Terikat atau Variabel
Tergantung.
Dalam
SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan
Persamaa n Struktural, Variabel Independen disebut
juga sebagai
Variabel Indogen .
Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi
atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipeng
aruhi oleh variabel
bebas/variabel independent.
Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat
dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan
Variabel
Terikat.
Variabel Moderato r disebut juga Varia bel Indepe nden Kedua.
Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator –
Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin
kuat bila
peranan dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan
belajar sangat
baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen
kurang baik
dalam menciptakan iklim belajar.
Variabel
Intervening
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara Variabel Bebas dengan
Variabel
Terikat, tetapi Tidak Dapat Diam ati dan Diukur.
Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang
terletak diantara
Variabel Bebas dan Variabel Terikat, sehingga
Variabel Bebas tidak
secara langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulny a Variabel
Terikat.
Variabel Kontrol
Variabel Kontrol a d alah Variabel ya ng
dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat
tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang
bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Sumber artikel.
http://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/
Ahmad W. Pratiknya (2007). Dasar – Dasar Metodologi Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan , Jakarta, Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktek , Jakarta ,
Rineka Cipt a.
3 komentar:
terimakasih, sangat bermanfaat :)
kalau data kuantitatif itu bisa di triangulasi gk sih? tolong, komentarnya
https://youtu.be/Ws7nuv4KDF8
Plz subscribe and like 😊
Don forget to coment 😊
Want to add viewrs
Posting Komentar